Pelajar SMK

Di SMK Negeri 2 Guguak Memiliki Pelajar Yang Berpotensi Dan Berbakat Di Bidang Mereka Masing-masing, Pelajar SMK Memiliki Kemampuan Yang Beda Dengan Sekolah Lainnya, Karena Mereka Dididik Dengan Bantuan Guru-guru Yang Profesional Dan Berpengalaman. Disini Para Pelajar Dituntut Untuk Mengembangkan Kemampuan Yang Dimilikinya,Baik Dari Luar Maupun Dari Dalam.Gimana Penasaran Bukan ? Bagi Kamu Yang Mau masuk Sekolah Kejuruan, Buruan Aja Datang Ke SMK Negeri 2 Guguak. Jangan Ragu Yah..!!

Breaking News

Dunia Corat Coret Kreatif Anak SMK

Dunia Pendidikan-Corat Coret Kreatif Ala Anak SMK - Dalam menempuh pendidikan, ada banyak sekali pelajar di seluruh dunia yang merasakan betapa beratnya menimba ilmu yang dimulai dari nol. Di Indonesia sendiri, kelas pendidikan anak-anak sudah dimulai dari Play Group. Dari Play Group, lalu ke tingkat SD (Sekolah Dasar), kemudian SMP (Sekolah Menengah Pertama), berlanjut ke SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), hingga ke jenjang perguruan tinggi selalu ada pengalaman menarik yang dapat diambil selain ilmu bagi masa depan kita.
 kreatif anak smk(Mayri Hevinka Putri-19101152600029), Manajemen Informatika, UPI-YPTK Padang
“Pendidikan merupakan segala bidang kehidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia.”
Dan tentulah dari pernyataan tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Banyak sekali pengalaman-pengalaman baru yang kita dapat seiring kita menempuh pendidikan.

"Pengalaman adalah guru yang terbaik."
Pengalaman paling berharga dalam menempuh pendidikan adalah dengan merasakan arti persahabatan. Banyak sekali perwujudan dari solidaritas antarpelajar dalam merayakan kesuksesan mereka untuk naik ke tingkat pendidikan selanjutnya, salah satunya adalah tradisi corat coret. Yang menjadi target dari kelakuan corat-coret para pelajar adalah dinding-dinding dan seragam putih mereka.


Corat Coret Merayakan Kelulusan
Banyak sekali kita jumpai para pelajar setelah pengumuman kelulusan melakukan konvoi menggunakan sepeda motor untuk merayakan kelulusannya dalam keadaan seragam yang penuh cat semprot dan spidol. Sebenarnya hal ini sungguh disayangkan. Pasalnya, seragam yang mereka gunakan itu tidaklah gratis, melainkan dibeli menggunakan uang, apalagi itu uang milik orang tua, bukan uang mereka sendiri. Bahkan, Menteri Pendidikan sebelumnya, Muhammad Nuh, sempat melarang siswa-siswa untuk melakukan acorat-coret saat merayakan kelulusan. Para polisi pun dikerahkan untuk menindak mereka-mereka yang melanggar ucapan Bapak Menteri. Padahal, masih banyak kegiatan positif lainnya yang bisa dilakukan dalam rangka merayakan kelulusan bersama kawan-kawan seperjuangan kita.

Adapun corat-coret di dinding. Beberapa pelajar dari suatu sekolah memilih untuk mencorat-coret dinding. Entah itu dinding rumah orang, dinding pabrik, dinding jalan, bahkan dinding sekolah. Hal yang sering terpampang di dinding untuk merayakan kelulusan adalah "SMP/SMA blablabla lulus 100% !!!". Dengan menggunakan cat semprot, dinding pun menjadi penuh warna dan ramai dilihat, meskipun banyak pihak yang mengeluhkannya.

Corat Coret Sekedar Iseng/Hobi
Masih berbicara soal corat-coret, selain digunakan untuk merayakan kelulusan, kegiatan rutin corat-coret juga dilakukan pelajar dalam rangka mengembangkan kreatifitas tangan. Hanya saja kreatifitas tersebut tidak dituangkan pada tempatnya, melainkan menggunakan media seperti meja dan kursi kelas, dinding kelas, dinding kamar mandi, pintu kelas, pintu kamar mandi, dan di tempat tidak terduga seperti di batang pohon. Alat yang digunakan pun sederhana, kebanyakan menggunakan pulpen, tipe X, spidol, dan pensil. Wah-wah... Kreatifitas yang terbilang unik bagi anak yang terpelajar.

Dari mulai TK, hingga SMA/SMK, bahkan kuliah, masih jarang ditemui meja kelas yang benar-benar bersih dari tangan-tangan kreatif para siswa. Kalaupun bersih, percayalah, meja tersebut barusan diganti dengan meja yang baru. Adapun kursi yang juga menjadi obyek corat-coret para pelajar menggunakan tipe X.
Ketrampilan tangan mereka tidak sebatas pada meja dan kursi meja. Masih ada objek lain yang dijamah oleh tangan-tangan kreatif mereka, diantaranya pintu dan dinding. Kedua objek ini sering ditemui bersamaan ketika anda pergi ke kamar mandi sekolah. Perhatikan sekeliling anda. Bila kamar mandi tersebut belum pernah direnovasi, maka akan ditemui berbagai tulisan menarik dari para siswa. Mulai dari hinaan untuk seseorang, ungkapan cinta, comblang-comblangan, hingga menyinggung masalah supporter bola.

"Jadikan minimalitas menjadi kreatifitas."

Ada-ada saja tingkah laku anak muda zaman sekarang. Mereka mampu berkarya, menyalurkan kreatifitas, dan unjuk ketrampilan tangan, namun tidak pada tempatnya. Hal ini juga perlu menjadi sorotan pemerintah dalam memperbaiki sistem pendidikan di negeri ini. Untuk mengatasi hal ini, bukanlah dengan melarang siswa menggunakan tipe x, pulpen, atau apapun itu yang dapat digunakan untuk corat-coret, melainkan dengan diadakannya sebuah media yang dapat menampung bakat mereka.

Sebaiknya pihak sekolah ataupun pemerintah perlu mengadakan lomba 'coretan terampil' untuk mengadu ketrampilan anak yang satu dengan yang lain. Atau sediakan media yang dapat digunakan siswa dalam bercorat-coret, misal saja dengan dipasangnya 'papan aspirasi corat coret' di kelas. Jadi papan tersebut nantinya akan digunakan di setiap kelas untuk menjadi obyek corat-coret dari mereka-mereka yang sering 'mewarnai' meja-meja dan kursi. Karena, hanya dengan adanya pelajaran Seni Budaya saja tidaklah cukup untuk menampung tangan kreatif mereka. Sekalian saja selenggarakan kompetisi body painting, gambar graffiti, atau apapun yang berkaitan dengan corat-coret. Dengan begitu para pelajar jadi sadar akan potensinya dalam hal corat-coret. 


By : Duniapendidikan

No comments